Ketua DPD KNPI Provinsi Jawa Barat 2010-2013/
Mandataris MUSPROV XII PEMUDA/KNPI Jabar 2010
Terhitung sejak Oktober 2008, konstalasi kepemudaan nasional telah disuguhi fakta adanya DUALISME DPP KNPI sebagai produk dua Kongres Pemuda (Kongres Ancol dan Kongres Bali) yang telah memecah belah sikap keberhimpunan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Tingkat Nasional dan DPD KNPI Provinsi se-Indonesia.
Inilah catatan paling kelam dalam sejarah pemuda pergerakan atau kelembagaan pemuda di Indonesia. Dipicu “hanya” karena perbedaan cara pandang dalam mekanisme organisasi KNPI, pemuda Indonesia era reformasi begitu mudah terbelah. Kondisi yang sangat jauh berlainan dari catatan emas soliditas pemuda Indonesia yang begitu teruji sejak era pergerakan kemerdekaan hingga proklamasi kemerdekaan republik.
Tentu kejadian ini amat sangat disayangkan, kondisi yang sepatutnya untuk segera diakhiri, dikembalikan, dan disatukan kembali oleh semua pihak yang terkait didalamnya. Tujuan utamanya tidak lain adalah demi terjaminnya integritas elit pemuda Indonesia yang saat ini dituntut harus mampu berbaris kompak diatas kepentingan bangsa, bukan kelompok apalagi perorangan.
Wadah Berhimpun
KNPI dilahirkan pada 23 Juli 1973 sebagai wadah bersatunya seluruh pemuda Indonesia sekaligus wadah berhimpunnya organisasi kepemudaan di Indonesia yang secara antropologis berfungsi menjadi sumber bahan baku dalam sistem siklus kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan bangsa di semua tingkatan.
Keberhimpunan OKP dalam KNPI dilandasi oleh kesamaan nilai-nilai dasar kenegaraan Indonesia yakni ideologi pancasila yang sekaligus berfungsi sebagai perekat sosial dengan tekad persatuan dan kesatuan yang berwawasan kebangsaan, idealisme, solidaritas antar pemuda, cinta tanah air serta mengabdi kepada kepentingan nasional yang lebih luas.
Dalam konteks itulah, KNPI mengemban tanggung jawab sebagai wadah berhimpun semua kaum muda bangsa yang menempatkan kepentingan dan kebutuhan pembinaan pemuda secara generatif serta kepentingan nasional Indonesia sebagai orientasi aktivitas organisasi.
Keberhimpunan OKP di dalam KNPI dipertahankan dengan realita bahwa pada dasarnya OKP dengan ciri khasnya masing-masing membutuhkan adanya institusi perekat untuk mensinergiskan berbagai aktivitas kepemudaan. KNPI disepakati sebagai jawabannya untuk mengerjakan hal-hal yang berdimensi lintas OKP, lintas sektoral dan mampu mengatasi kepentingan golongan dalam kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
KNPI yang di dalamnya berhimpun kader-kader muda pilihan, sudah selayaknya dapat memberikan terobosan-terobosan nyata untuk kemajuan bangsa. Dengan kontribusi demikian, maka eksistensi KNPI akan berdaya guna sebagai satu-satunya wadah berhimpun terbaik bagi pemuda harapan bangsa.
Tekad Pemuda Jawa Barat
Eskalasi pemuda daerah pasca terbelahnya DPP KNPI mengalami berbagai dinamika yang cukup tinggi. Sebagian besar telah memihak salah satu kubu, sebagian yang lain sudah terpecah belah, sementara sebagian kecil yang lain tetap konsisten untuk menyuarakan rekonsiliasi nasional.
Pemuda/KNPI Jawa Barat yang menghimpun 106 OKP dan 26 DPD KNPI Kabupaten/Kota pasca terselenggaranya MUSPROV XII di Cipanas Garut akhir tahun 2010 yang lalu selayaknya dapat menegaskan tekad kuat untuk mendorong rekonsiliasi nasional pemuda Indonesia.
Tekad diatas jelas membutuhkan soliditas yang tinggi dengan didasari kepentingan kolektif seluruh elemen pemuda untuk membuktikan pada masyarakat bahwa generasi muda Indonesia tetap bersatu dan kompak menjalankan berbagai aktivitas kepemudaanya.
Sense of Unity yang tinggi dari pemuda Jawa Barat akan memodali perjuangan menyatukan pemuda nasional. Publik akan menilai secara obyektif dari keteguhan dan kekompakan kaum muda yang bisa melepaskan diri dari pengaruh pertarungan elit politik.
Jawabannya adalah pada seberapa besar idealisme tetap terjaga di sanubari dan sikap pemuda masa kini. Bila bersatupun sudah tak hendak, maka dipastikan kini idealisme menjadi barang mahal dikalangan kaum muda. Bila ini yang kini terjadi, maka sesungguhnya krisis yang lebih besar tengah dialami pemuda kita.
Pengambilan sikap yang didasarkan pada kepentingan sesaat, sekelompok dan sentimen perorangan adalah wujud dari sifat pragmatisme dan oportunisme, sebuah mentalitas yang tak pantas disandang oleh kaum muda. Kita harus cegah sekeras mungkin ini dialami oleh kaum muda.
Kongres Persatuan atau KLB
DUALISME DPP KNPI adalah aib sejarah dalam perjalanan panjang perjuangan pemuda Indonesia. Sebagai kejadian “contra productive” dengan cita, citra dan idealisme pemuda harapan bangsa, maka tentu semua pihak yang terlibat semestinya menyadari untuk segera mengakhiri dualisme ini secara permanen.
Keterbelahan “induk” organisasi pemuda ini BUKANLAH GENGSI apalagi prestasi yang patut dipertahankan oleh semua pihak.
Kondisi ini wajib dicegah berlanjut ke fase dualisme jilid 2 sebagai lanjutan dari kongres yang mungkin saja akan diselenggarakan oleh kedua belah pihak yang bersengketa.
Kongres sebagai forum tertinggi organisasi dan wujud pencerminan kedaulatan OKP dan DPD KNPI PROVINSI harus menjadi pengadilan konstitusional untuk mengakhiri krisis. Inilah media terbaik setelah kita tidak juga dapat mengandalkan keputusan di meja hijau bagi solusi dualisme tersebut.
Model kongres yang dapat dipilih tentu tinggal menyisakan dua pilihan yakni Kongres Persatuan atau Kongres Luar Biasa. Menilik pada feasibility-nya, kedua kongres ini dapat dijadikan alternatif bagi langkah efektif penyelesaian sengketa.
Kongres Persatuan sejauh ini sudah memasuki meja perundingan kedua belah pihak dengan dimediasi pemerintah. Harapan kita tentu tahapannya akan lebih dipercepat mengingat berbagai kebutuhan mekanisme pengelolaan organisasi KNPI di daerah sangat membutuhkan kejelasan status organisasi KNPI di tingkat pusat.
Tetapi bilamana prospek Kongres Persatuan tersebut buruk karena rivalitas yang masih sangat tinggi diantara kedua belah pihak yang berakibat pada tidak tentunya jadwal penyelenggaraan kongres tersebut, maka opsi berikutnya harus segera dipilih.
Kongres Luar Biasa (KLB) Pemuda 2011 adalah forum terbaik dan konstitusional bagi rekonsiliasi elit pemuda Indonesia. Seluruh stake holder pemuda bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga RI sebagai pembina berkewajiban mengusung terwujudnya KLB demi kembalinya integritas dan soliditas pemuda di seluruh Indonesia.
Semuanya berpulang pada kita, PEMUDA INDONESIA. Barang yang mulus biasanya terlihat jauh lebih indah daripada yang retak apalagi terbelah. SEJARAH MENANTI KITA. =